Masinis adalah orang yang bertanggung jawab untuk menjalankan kereta api. Kata "masinis"
berasal dari bahasa Belanda machinistyang sebenarnya
berarti juru mesin. Disebut
masinis karena pada awalnya juru mesinlah yang menjalankan kereta api. Masinis bertanggung jawab untuk mempercepat, memperlambat
atau menghentikan kereta api mengikuti/mematuhi sinyal kereta api, semboyan dan
menjamin keselamatan kereta api yang dijalankannya sehingga
dapat dikatakan masinis adalah kepala perjalanan.
Hal ini dikarenakan, pada
masa awal perkerta apian dunia, juru mesinlah yang bertugas untuk menjalankan
rangkaian lokomotif. Pada masa-masa awal, belum ada kereta api seperti yang ada
sekarng ini, kereta dengan menggunakan mesin diesel ataupun listrik. Yang ada
hanyalah lokomotif uap dimana tugas dari masinis adalah mengatur suhu tungku,
menjaga api, serta mengisi air dll. Dengan perkembangan tekhnologi perkereta
apian, tugas masinis tidaklah seberat seperti masa awal perkereta apian. Dengan
ditemukannya tekhnologi diesel dan listrik, maka tugas masinispun hanya sebatas
tanggung jawab menjaga keselamatan penumpang dan rangkaian kereta api. Hal ni
berkaitan langsung dalam perngoprasian kereta api seperti, menjalankannya,
mengerem, berhenti, berjalan perlahan, mematuhi rambu-rambu/semboyan kereta
api.
Nah, untuk menjadi
seorang masinis itu tidaklah yang semudah kita bayangkan sobat. Karena untuk
mengemban tugas dan posisi yang stategis (berkaitan langsung dengan aset
perusahaan dan juga keselamatan jiwa para penumpang) maka ada beberapa tahapan
dan seleksi yang dilakukan oleh PT KAI. Biasanya seorang yang telah dinyatakan
lulus sebagai masinis tidaklah langsung diperbolehkan menjadi masinis itu
sendiri, tapi harus masih menjadi asisten masinis. Pendidikan masinis
dilaksanakan oleh PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) di Balai Pelatihan Teknik
Traksi (BPTT) di Jalan Dr Wahidin Sudiro Husodo Yogyakarta. Kurikulum
pendidikan masinis mencakup: Dasar Kewiraan, Kursus Pra Jabatan, Pengenalan
lapangan, Pendidikan dan pelatihan teknis fungsional serta praktik lapangan dan
proses magang.
Salah satu integritas
yang tinggi sebagai masinis telah ditunjukkan oleh para kru Commuter line yang
mengalami kecelakaan di Bintari akhir tahun 2013 lalu. Bagaimana tidak, dengan
tanggung jawab yang tinggi mereka tetap berada di kabin masinis untuk menahan
laju kereta dan menyuruh para penumpang yang ada di gerbong satu untuk mundur
hingga ke gerbong ketiga (saya selalu terharu membaca cerita dan dedikasi
mereka sebagai masinis). Masinis Pemimpin perjalanan. Ruang kerjanya adalah lokomotif,
berada di paling depan rangkaian kereta. Beliaulah sang penggerak kereta yang
mengantarkan kita ke tempat tujuan. Sebelum kereta diberangkatkan, masinis
wajib mengetes agar seluruh fungsi kendali di lokomotif dapat berfungsi
dengan baik.
Teknisi
Kereta Para teknisi kereta beraksi sebelum kereta
diberangkatkan. Semua bagian yang berfungsi menjalankan kereta diperiksa, mulai
dari suhu ban, kepakeman rem, genset, hingga berfungsi atau tidaknya seluruh
rangkaian kelistrikan di dalam kereta. Tidak satu pun baut kereta yang boleh
luput dari pandangan mereka.
TKA atau Teknisi Kereta Api adalah kruw KA yg berada
didalam KA dalam urusan perka yg melakukan pengecekan,pengontrolan,pengawasan
terhadap KA yg sedang di awakinya.dalam awak KA yg menjalankan urusan perka
biasanya terdiri dari 2orng,kadang juga lebih.tergantung kebutuhan.Dulunya ce
namanya bukan TKA,melainkan PLKA dan R.AC,kalau PLKA adalah sebagai pelayan
kereta api yg bertugas melayani peumpang KA dan mengawasi rangka bawah/mekanik
rangkaian KA,sedangkan R.AC sebagai operator genset dan perangkat2nya seperti
penerangan,kipas,pesawat ac,dll yg berhubungan dg listrik.
Namun PLKA dan R.AC kini bermetamorfosis menjadi
TKA,tugas TKA sendiri sangatlah vital,namun jarang dikenal oleh masyarakat luar.
sumber :
https://ambardanarum.wordpress.com/2013/09/30/di-balik-kereta-api/
http://tridioke.blogspot.co.id/2012/07/teknisi-kereta-api.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Masinis
http://www.dipomojosari.com/2014/01/tugas-dan-dedikasi-seorang-masinis.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar